JAYAPURA- Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH mengharapkan, konsep tata ruang wilayah suatu daerah mutlak memperhatikan kondisi ekonomi, sosial budaya, politik dan kelestarian lingkungan alam setempat.
Hal ini penting agar perencanaan tata ruang dalam rangka pembangunan ekonomi itu itu tidak terjadinya benturan dengan pemilik hak ulayat atau masyarakat adat.
Hal itu diungkapkan gubernur dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I Bidang Aparatur dan Pemerintahan Setda Papua Drs. Eliezer Renmaur pada pembukaan acara Lokakarya Reviuw dan Pembelajaran Action Plan Visi Transfly Dalam Konsep Penataan Ruang Kabupaten di Swissbel Hotel Jayapura, Kamis (26/2) kemarin.
Dikatakan, persiapan penyusunan tata ruang wilayah (RTW) harus dikembangkan dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan, sehingga rencana tersebut nantinya akan dihasilkan setiap pemerintah daerah (Pemda) dalam bentuk dokumen milik publik.
"Saya sangat mendukung kegiatan ini karena memiliki nilai strategis karena memperkenalkan konsep visi Transfly yang selama ini telah diterapkan di Kabupaten Merauke karena sangat sinergis dengan pola ruang masyarakat adat dan keanekaragaman hayati," ujarnya.
Menurutnya, konsep ini merupakan suatu pendekatan penataan ruang terpadu yang berbasis ekosistem, serta mengakomodasi kepentingan pembangunan sosial, ekonomi, budaya dan pelestaria SDA melalui pelibatan para pemangku kepentingan termasuk didalamnya masyarakat adat pemilik ulayat.
Sesuai amanat UU nomor 26 Tahun 2007 tentang tata ruang, maka untuk menjawab ancaman terhadap lingkungan dan pemetaan keanekaragaman hayati dalam penyusunan pola dan struktur ruang, maka langkah-langkah pragmatis systematic dalam mencari solusi di Provinsi Papu, adalah segera menyelesaikan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan RTRW yang telah dibuat itu segera diupayakan untuk memiliki legalitas hukum yang tetap.
Sementara itu, Direktur Program Konservasi Hutan WWF-Indonesia Dian Ahmad Kosasih menyatakan, berkaitan dengan rencana penyusunan RTRW Provinsi Papua, maka akan sangat bagus jika penyusunan RTRW itu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati dapat setara dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi.
Sebab kata dia, modal dasar untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di Papua sangat ditentukan oleh pola penataan ruangnya. Karena itu diharapkan, melalui kegiatan ini dapat menghasilkan sumbangan dalam perencanaan tata ruang di Provinsi Papua. (mud)
Sumber: http://cenderawasihpos.com/27 Februari 2009 10:17:04
Sumber foto: blog.desrizal.com
PROFIL YAMEWA PAPUA
LATAR BELAKANG
Latarbelakang berdirinya, “YAMEWA-PAPUA/ Lembaga Studi Kampung-Kota dan Pengembangan Arsitektur Papua [Yamewa Institute for Papuan Architecture Development, Rural and Urban Studies], adalah kenyataan bahwa di Papua masih banyak kekayaan/ hasil karya leluhur yang belum digali dan diangkat. Disisi lain hal ini disebabkan oleh kurangnya ‘kepekaan’ kita untuk mencintai dan menghargai hasil karya dan kekayaan leluhur itu. Memang benar bahwa untuk membangun sebuah pulau yang begitu besar dan dihuni oleh lebih dari 312 suku, membutuhkan pemikiran kreatif, inovatif dan kerjasama oleh semua pihak.
Untuk itulah, LSM YAMEWA-PAPUA ini berdiri, namun, apa yang kami akan lakukan ini adalah hanyalah setitik air di tengah samudra multi-dimensi persoalan yang mengelimuti tanah Papua. Tetapi kami berharap agar titik-titik air yang kami sumbangkan itu dapat memberikan andil dalam lajunya pertumbuhan dan pembangunan di Tanah Papua yang tercinta.
Bagi Anda yang ingin memberikan setitik air, untuk demi perubahan dan kemajuan tanah Papua, di tengah multi-dimensi persoalan ini, kami mengundang mari gabungkan titik air yang Anda miliki dengan titik air yang kami sumbangkan bagi negeri ini agar titik-titik air tersebut makin berarti bagi negeri 1001 suku ini.
VISI DAN MISI
1. Terwujudnya masyarakat Papua yang “Bersih, Sehat, Nyaman dan Sejahtera dari dalam dan sekitar “rumah”, di mulai dari rural dan urban yang berbasis lokal kepapuaan.
2. Menjadi lembaga yang “Profesional, Mandiri, dan Terpercaya, di Bidang Arsitektur dan kajian rural dan perkotaan di Papua”.
1. Menggali dan menggangkat arsitektur tradisional sebagai “indentitas” orang Papua
2. Mewujudkan atau mengusulkan arsitektur dan pengembagan kota berbasis lokalitas Papua
3. Membantu Pemerintah Daerah dalam mewujudkan arsitektur dan kota-kota berdasarkan “perilaku” Manusia Papua.
4. Mewujudkan panggilan kemanusiaan melalui “Bina Sosial, Bina Usaha dan Bina Lingkungan”
FOKUS BIDANG KEGIATAN
Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap arsitektur tradisional Papua. Dengan metode “kearifan lokal”. Dan menggali potensi manusia Papua dengan konsep “arsitektur dan perilaku manusia Papua”. Serta melakukan kajian-kajian terhadap kehidupan masyarakat perkotaan di Papua.
2. Training and Education (Pendidikan dan Pelatihan).
Melakukan pelatihan dan pendidikan tentang arsitektur melalui; Pelatihan, Konsultasi, Worshop, Seminar, serta Publikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian. Dengan metode “kearifan lokal, serta dengan penggunaan perangkat lunak seperti AutoCAD, 3D Max, Sketh-UP, ArhiCAD dan lain-lain”.
3. Consultant Architecture, Rural and Urban Studies (Konsultan Arsitektur, kajian Kampung dan Perkotaan).
Menjadi kosultan perencana arsitektur, dan melakukan kajian-kajian terhadap kota dan kehidupan masyakat dalam permukiman, perumahan, dan kehidupan sosial dan lingkungan perkotaan.
LEGALITAS HUKUM
Lembaga Studi kampung-kota dan Pengembangan Arsitektur Papaua/ Yamewa Institute for Papuan Architecture Development, Rural, and Urban Studies, yang disingkat LSM [YAMEWA-PAPUA], adalah Lembaga independen non-profit. Lembaga ini berdiri dengan Akte pendirian No. 01, tertanggal 02 Februari 2009, di hadapan Notaris & PPAT Sukamto SH, M. Hum.
PENGALAMAN KEGIATAN
2. Sedang Melakukan Penelitian terhadap Arsitektur Tradisional Suku Amungme dan Kamoro, bekerja sama dengan PEMDA KAB. MIMIKA dan Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta pada tahun 2008/ 2009.
3. Sedang Melakukan konsultasi untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana mewujudkan rumah tinggal yang “nyaman, aman, sehat, dan asri. Berdasarkan arsitektur dan perilaku manusia dan alam setempat (Papua).
USULAN KEGIATAN/ PROPOSAL
1. Seminar dan Pelatihan Kuli Bangunan Lokal Kabupaten Paniai tahun 2010
2. Usulan Desain Kantor ‘Model YAMEWA/ YUWOWA’ untuk Kabupaten Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya.
3. Usulan Penenelitian Arsitektur Tradisioal Suku Mee (Kabupaten Dogiyai) dan Migani (Kabupaten Intan Jaya) tahun 2010.
4. Usulan Studi dan Penyusunan data dan informasi untuk Kabupaten Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.
ALAMAT/ ADREASS
Contact Person: HP :085235453577, 081240100511 [Yunus]
E-mail: yamewapapua@gmail.com
Web: yamewapapua.blogspot.com
Facebook: Yunus Yeimo
ANDA PENGUNJUNG KE
MATA DUNIA
PETA PENGUNJUNG

26 Februari, 2009
Penyusunan RTRW Diharapkan Perhatikan Kelestarian Alam
Diposting oleh
YAMEWA-PAPUA
di
2/26/2009 06:51:00 PM
Label: WAJAH ARSITEKTUR DAN KOTA
HEADLINE POSTING
RUANG KOMENTAR ANDA
|
Kata pujian itu manis dan menyenyangkan, kata kritikan itu pahit dan bikin kuping panas, tapi kritikan bisa bikin bisa bermanfaat kalau kita bisa kita menerimanya dengan lapang dada. AW/28/02/2009.
BLOG ARSITEKTUR/ JURNAL
ALAMAT SITUS ARSITEKTUR
PAPUAN NEWS
INDONESIAN NEWS

RUANG BLOG KAWAN
RUANG PENGIKUT YP
Semua tulisan dan gambaar/ foto dari blog Yamewa Papua dapat dicopy untuk kepentingan pembangunan, alam, budaya arsitektur, manusia Papua dengan menyebutkan nama penulis dan sumber Yamewa Papua sebagaimana pengutipan lazimnya. Saran, komentar, atau dukungan Anda untuk Yamewa-Papua surati kami melalui box pesan. atau via E-mail:yamewapapua@gmail.com.
__________________________________________
Copyright@2009 YAMEWA-PAPUA
1 komentar:
Pak, GUBERNUR JANGAN MENGHARAPKAN KEPADA PARA PEMANGKU JABATAN DI KABUPATEN, TAPI BUAT PERATURAN DAERAH, TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH [RTRW], SEBENARNYA BUKAN HANYA MASALAH LINGKUNGAN, TETAPI MASIH BANYAK HAL, TERTUMA KELESTARIAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SETEMPAT... SEBAGAI CIRI KHAS DAERAH ITU. SEMOGAH...
Posting Komentar